Senin, 26 Maret 2012

Don't Touch My Girl Part 1

Aku mau ngeshare FF lagi,wkwk~ Judulnya Don't Touch My Girl

Cast : 
-          Lee Sung Yeol
-          Kim Myung Soo
-          Jung Yong Ah 

Hm,ini judulnya sama kayak lagunya boyfriend kan? Mian mian~ Tapi judul nya bagus jadi dipake buat FF keduaku.Ceritanya bakal lebih panjang,pasti.Tapi ga tau ini banyak typo nya atau gimana.Selamat baca chingudeul~

Yong Ah POV
Aku membereskan kamarku hari ini,aneh sekali.Biasanya,aku tidak ada niat untuk membersihkan kamarku yang berantakan ini.Sama sekali tak ada niat.Mungkin ada sesuatu ya.

Benar saja,saat membereskan kumpulan foto masa kecilku,sebuah foto meluncur ke pangkuanku.Aku segera mengambilnya dan melihatnya.Itu,fotoku bersama seorang anak lelaki seusiaku dulu sepertinya.Kami saling berangkulan,dan tersenyum lebar.Aku segera membalik foto itu.

Ada tulisan,’Lee Sung Yeol dan Jung Yong Ah’

Jadi,anak lelaki itu bernama Lee Sung Yeol? Aku memegang foto itu dengan erat.Sampai jariku terasa basah.

Kenapa aku rindu padanya? Kenapa aku ingin bertemu dengannya sekarang?

Padahal,aku tidak ingat apapun tentangnya..

Keesokan harinya..

“Jung Yong Ah! Dari tadi kau melamun terus! Aku sedang bicara denganmu” ucap Song Eun Jae sambil menggerutu dan menatapku kesal.Aku segera menatapnya,”Maaf.Aku sedang memikirkan seseorang” ucapku tanpa sadar.Ia melihatku dengan tatapan bersinar,sepertinya ia kelihatan senang.

“Hei! Kau pasti memikirkan lelaki kan? Aku tahu itu” ujarnya sambil menyenggolku pelan.Aku hanya menatapnya dengan tatapan bingung.

“Aku sedang memikirkan Lee Sung Yeol” ucapku.Dan ia terbelalak kaget.

“Lee Sung Yeol? Ia saudaraku! Ia tinggal di Paris sekarang.Dulu ia tinggal di Korea.Bagaimana kau bisa kenal dia?” ucapnya cepat.Dan giliranku yang membelalak kaget.

“Kau,bersaudara dengannya? Bagaimana bisa...” ucapku sambil terdiam sebentar.

Ia hanya menyeringai kecil dan bercerita panjang tentang Lee Sung Yeol.

Sung Yeol POV

“Sung Yeol! Apa kabar?” Ia menghampiriku,kekasihku.Aku hanya membalas pelukannya pelan.”Aku baik” ucapku sambil menatapnya,dan ia tersenyum senang.

“Kencan hari ini jadi kan? Aku sungguh menunggu hari ini” ucap Lee Hye Jo,kekasihku sambil menggandengku.Aku mengangguk pelan dan balik menggandeng tangannya.Sungguh,aku merasa ada yang hilang.. Aku seperti merindukan seseorang.Namun,siapa?

Aku juga merasa,rasa cinta pada kekasihku ini pudar,menghilang..

Ada yang menggantikannya..

“Kenapa kau diam saja? Kau sakit Sung Yeol?” tanyanya sambil menatapku khawatir.Aku berusaha berbohong,aku mengangguk lemas.Badanku memang terasa panas sekarang.

“Oh.Kau panas,Sung Yeol.Mari kuantar pulang” ajaknya sambil memanggil taxi.Tapi aku menggeleng pelan.”Aku bisa pulang sendiri.Kau disini saja.Bye” ucapku pelan,sambil memasuki taxi yang berhenti di hadapanku.Dan,pergi..

“Lho? Kau kembali lagi? Kencan mu batal?” tanya eommaku begitu aku memasuki rumah.Aku hanya duduk dan melepas sepatu.”Tidak.Aku sedikit pusing.Jadi kencannya di tunda” jelasku sambil bangkit dan menuju kamar.”Istirahatlah kalau begitu,Sung Yeol.Kau terlalu capek sepertinya” nasihat eomma ku sambil menuju dapur.Aku hanya berjalan menuju kamar.

Aku segera merebahkan diri di kasur.Aku lemas sekali,tubuhku tiba-tiba terasa lemah.Aku segera menuju meja belajarku,berencana mengambil komik ku.Tapi ada yang lebih menarik perhatianku.

Selembar foto,foto diriku dengan yeoja seumuranku waktu kecil.

Aku segera membalik foto itu.Ada tulisan ‘with Jung Yong Ah^^’.Perempuan ini bernama Jung Yong Ah? 

Kenapa aku merindukannya? Apa kami begitu dekat? Difoto itupun,kami saling berangkulan dan tersenyum.Mungkin aku memang rindu padanya,aku menghela nafas pelan.

“Sung Yeol,ada telepon dari saudaramu,Song Eun Jae” teriak eomma dari luar kamar.Aku segera bangkit dan menuju telepon rumah yang ada di ruang keluarga.

“Apa kabar Sung Yeol? Lama kau tidak menghubungiku” ucapnya.

“Hahaha.. Aku terlalu senang di Paris sepertinya” balasku seadanya.Aneh sekali Eun Jae menelponku.Pasti ada apa-apa.Biasanya tidak pernah begini.

“Hei.Kau punya teman masa kecil?” tanyanya.”Ya.Tentu saja punya” balasku.

Dan akhirnya obrolan kami beranjut panjang.Tentu saja tentang teman masa kecil itu.

Mungkin.. Takdir akhirnya berpihak padaku..

Aku terbang ke Korea keesokan harinya,dan meninggalkan bekas di Paris.Sepucuk surat untuk kekasihku.Aku tidak mencintainya lagi.Aku meninggalkannya begitu saja.

Gimana kelanjutannya? Author juga masih bingung nih,hehe ;D Di tunggu aja kelanjutannya~

Selasa, 20 Maret 2012

Autumn Kiss Part 4

The last part ~

Hae Ji POV


Aku sampai di terminal 26.Menuju New York.Tinggal 45 menit lagi pesawat akan berangkat.Mungkin saja Woo Hyun sudah ada di sana.Duduk dengan manis menunggu pesawat.Aku menyandarkan diri ke tembok,lalu duduk di kursi di bawahnya.Aku teringat semua tentangnya.Kebaikan hatinya,kebiasaannya,bahkan wajahnya sudah ada dalam pikiranku sekarang.Aku segera menutup wajah dengan tangan.Dan aku terisak sendirian di sana.

Di sela isakanku,ponselku berdering.Butuh waktu untuk mencarinya dalam kantungku,tanganku sangat lemah sekarang.Aku menghapus air mataku pelan,untuk melihat siapa yang menghubungiku di saat seperti ini.

 Ternyata.. Woo Hyun..

Aku tidak langsung mengangkat teleponnya.Bagaimana kalau ia hanya mengucapkan selamat tinggal? Aku tidak ingin seperti itu.Aku memasukan lagi ponselku yang masih berdering ke kantongku.Dan air mataku mengalir lagi sekarang.

“Kenapa kau tidak menganggkat telepon itu?” sebuah suara terdengar di hadapanku.Aku terdiam,rasanya aku kenal suara ini.Aku meredakan tangisku dan melihatnya berdiri di hadapanku.Dia,Woo Hyun.Aku terdiam.Tubuhku belum mau bergerak.Padahal,aku sangat ingin memeluknya.Merasakan kehangatan dirinya dalam pelukanku.

Dia berjongkok di hadapanku.Ia benar-benar membawa koper.1 koper kecil,mungkin koper lainnya ia masukan dalam bagasi.Jadi,ia benar-benar pergi.Bibirku bergetar.Aku ingin menahan tangisku.Tangannya segera memegang kedua pipiku yang basah.Aku terdiam.Mulutku belum bisa bergerak juga.”Aku sangat rindu padamu,Hae Ji. Sangat rindu.Tapi,ternyata ada yang memisahkan kita.Jangan lupakan aku.” Ucapnya sambil tersenyum.Tangannya hangat.Air mataku mengalir lagi.

“A.. aku tidak,ingin.. kehilanganmu” ucapku di sela tangisku.Ia hanya tersenyum lembut.

“Aku juga tidak ingin kehilanganmu.Tapi,nasib berkata lain” Ujarnya sambil mengusap air mataku yang mengalir lagi.

Kami saling berpandangan.Tidak ada yang bicara apapun.

“Saranghaeyo,Hae Ji” ujarnya sambil menatap kedua mataku.Pengakuan itu,membuatku sesak nafas.Air mataku mengalir lagi.Aku belum bisa bicara apapun.Padahal,banyak kata-kata yang ingin kuucapkan padanya.Kudengar,angin bertiup lembut di luar sana.Cahaya mentari sore menyinari kami.Cahaya musim 
gugur yang kusukai.

Ia segera merogoh kantungnya,dan mengeluarkan sebuah gelang perak yang menurutku  sederhana,namun sangat indah.”Ulurkan tanganmu” ujarnya pelan.Aku mengulurkan tangan kananku ke arahnya.Ia segera memasangkan gelang itu di lenganku.Setelah terpasang dengan baik,aku melihatnya dengan senang.”Aku suka ini Woo Hyun” ujarku sambil tersenyum lembut.Suaraku terdengar aneh.

Ia segera melirik jam tangannya.Sudah pukul 03.15. 5 menit lagi pesawatnya akan berangkat.Aku hanya menatapnya pelan.”Sudah waktunya aku pergi.” Ujarnya dan ia menggenggam tanganku.”Aku akan selalu merindukanmu.Aku akan menghubungimu terus kok.Jangan sedih ya.” Lanjutnya.Air mataku mengalir lagi.Inilah saatnya ia mengucapkan selamat tinggal.

“Mengucapkan selamat tinggal itu menyedihkan.Aku tidak mau mengucapkannya”balasnya.Dan ia bangkit berdiri.Sungguh,pemandangan dihadapanku sangat menawan,indah.Aku tidak berkedip menatapnya.Siluet tubuhnya indah,sangat indah.Seketika,air mataku berhenti mengalir.

Ia menatapku lembut,dan melambai.Aku sudah sadar.”Kau disini saja.Tidak usah mengantarku sampai ke pintu itu.Kau pasti lelah” ujarnya dan mengelus rambutku.Aku memejamkan mataku sebentar.Aku berdiri dengan cepat.Tubuhku masih tidak seimbang.Dan aku memeluknya.Ia sepertinya kaget.Tapi ia membalas pelukanku.Dan aku melepaskan pelukan terlebih dahulu.

Ia melambai lagi.Dan berjalan tanpa menoleh kebelakang.Setelah masuk ke ruangan tunggu pesawat,ia menatapku dan tersenyum lembut.Lalu pergi begitu saja.Hatiku sangat sakit sekarang.Aku sadar,aku belum mengucapkan sesuatu yang berarti bagiku.Aku menyesal sekarang.Aku mecintainya,aku sayang padanya.Sayangnya,aku tidak mengatakannya.Aku menarik koper dan ranselku,dan bergegas meninggalkan bandara dengan hati yang tercabik,dan wajah basah oleh air mata.

5 TAHUN KEMUDIAN..

Aku berjalan menyusur taman bermain itu.Bersama Sung Jong oppa di sampingku.”Kau yang mau ke sini.Kenapa kau diam seperti ini?” tanyanya sambil menatapku.Sekarang,kami ada di Disneyland Hongkong.2 tahun lalu,Woo Hyun menghubungiku.Ia menyuruhku ke sini 2 tahun lagi.Semenjak itu,kami kehilangan kontak.Dan aku menepati janjinya.Apa dia akan datang bersama pacarnya?

“Aku tidak mau ke sini sih.Tapi,aku ada janji” ujarku pada Sung Jong oppa.Ia hanya mengangguk pelan.”Mau main wahana? Rasanya tidak asyik ke sini tanpa bermain apapun” ucapnya sambil mengambil ponsel nya.Aku hanya mengangguk pelan,”Baiklah” ujarku sambil menatap berkeliling.Woo Hyun belum terlihat.

Seketika,aku berhenti berjalan.Aku melihatnya.Melihat Woo Hyun.Ia sedang berjalan sambil tertawa.Bersama seorang wanita bule di sebelahnya.Aku terdiam.Tidak bisa berkata apapun.Aku menunggunya 5 tahun seperti ini,tapi,hasilnya nihil.Saat aku ingin menyatakan cintaku,kulihat ia berjalan dengan seorang cewek seumuranku di sebelahnya.Sungguh,hatiku sangat sakit.

Aku menggenggam tanganku sendiri dengan erat.Aku tidak berusaha memanggilnya.Aku menelan ludah pelan.Dan berusaha menahan tangis.Sung Jong oppa melihatku dengan pandangan aneh.”Eh itu Woo Hyun kan?” tanyanya sambil menatapku pelan.”Tidak usah di panggil” ucapku pelan dan nada suaraku berubah.Aku kecewa,sakit hati.

“Kau berjanji dengannya ya?” tanya Sung Jong oppa.Tapi aku tidak menjawab.Aku sangat shock.Kalau begini caranya,aku tidak datang ke sini.Aku berusaha pergi,tapi ia ternyata melihatku.

“Hae Ji” ujarnya sambil berlari ke arahku.Wanita bule itu juga ikut datang kepadaku.Tubuhku gemetar.Aku tidak ingin melihat wanita bule itu bersamanya.Bahkan,aku tidak ingin melihat Woo Hyun.Aku tidak membalas sapaannya.Aku hanya berpura-pura sibuk dengan ponsel.”Kau ternyata menepati janji ya” ucapnya begitu berdiri di sampingku.Aku hanya menjawab tidak jelas.Dan berusaha tidak menatapnya.

“Kau rindu padaku?” tanyanya sambil tersenyum jahil.Tapi,aku hanya bergumam tidak jelas lagi.Aku tidak ingin menjawab pertanyaannya.Sebelum tahu siapa wanita bule itu.Kulihat,si wanita bule malah memeluk lengan Woo Hyun.Woo Hyun tersenyum pelan ke arahnya.Cih,aku benar-benar benci.Aku tidak suka.

“Kau kenapa sih? Sakit?” tanyanya sambil menatapku.”Tidak” ucapku enggan dan berusaha membalikan badan.Aku berhenti di tempat.Di hadapanku berdiri sepasang suami-istri yang sedang menatapku.Aku hanya menatap mereka dan tersenyum.Mereka membalas senyumku.Apa aku kenal mereka?

“Kenapa appa dan eomma ada di sini? Hm,tapi baguslah.Tolong bawa Hime pergi dulu sekarang.” Ujar Woo Hyun sambil berjalan ke arahku.”Apa Hime menganggumu,Woo Hyun?” tanya seorang wanita cantik di hadapanku.Rambutnya panjang dan hidungnya mancung.Wajahnya mirip Woo Hyun.Sung Jong hanya tersenyum melihat mereka.

Mwo? Jadi suami-istri yang berdiri di hadapanku ini kedua orangtua Woo Hyun? Mereka istimewa.”Aku tidak mengganggu oppa kok” bantah anak bule yang berada di samping Woo Hyun dari tadi.Cih,jelas-jelas dia menganggu..

Kedua orangtua Woo Hyun berkenalan denganku.Mereka orang yang menyenangkan.Tapi hatiku masih penasaran,siapa anak bule yang dari tadi berada di sebelah Woo Hyun? Jangan bilang itu kekasih Woo Hyun dan mereka sudah saling kenal orangtua! Aku tidak mau seperti itu!

“Hime? Itu adik angkatku.Memangnya kenapa?” tanya Woo Hyun.Kami berjalan berdua.Woo Hyun ingin sekali berbicara denganku lagi.Ia rindu padaku,katanya.

Mungkin mukaku memerah sekarang.Tidak kusangka,orangtua Woo Hyun mengadopsi anak lagi.Jantungku berdetak sangat kencang.Aku malu,sangat malu.Kalau Woo Hyun tau aku berpikiran bahwa Hime kekasihnya,apa yang akan dia katakan?

“Hei.Jangan bilang kau berpikiran Hime itu kekasihku.Aku masih cinta padamu tahu.Aku menunggu saat ini.Aku masih sayang” ujarnya sambil terus berjalan.Aku menatapnya pelan.Ia masih cinta padaku? Aku hanya tersenyum padanya.”Kita main yuk! Aku mau naik rollercoaster!” kataku sambil berlari cepat.

“Wey,sabar sebentar” katanya.Ia mengenggam tanganku erat.Aku hanya diam di tempat.”Aku takut kau pergi kemana-mana.Aku takut kau hilang” candanya sambil terkikik.Aku hanya mendecak sebal.Tapi,inilah yang kutunggu.Aku ingin menggenggam tangannya.”Ayo kita main” lanjutku dan kami berlari bersamaan.

Sudah sore hari.Banyak sekali permainan yang sudah kami mainkan.Sungguh,aku sangat senang hari ini.Walau ada kejadian memalukan itu.”Fotonya bagus” ujar Woo Hyun sambil menatap foto kami berdua.Aku hanya menggenggam foto itu dan memasukannya ke dompet.”Iya,bagus banget” lanjutku.Kami masih bergenggaman tangan.”Mau naik bianglala?” tanyaku sambil menatapnya.

Di bianglala nanti,aku akan menyatakan bahwa aku suka padanya.Aku menghembuskan nafas keras.Jantungku berdebar lebih cepat.Aku takut,malu.

“Baiklah.Itu sih kan tinggal duduk saja” ucapnya.Lalu kami berbaris di antrian bianglala.KLAP,pintu sudah di tutup.Bianglala mulai berputar.Kami duduk bersebelahan.Belum ada yang bicara.

“Woo Hyun” panggilku.Ia segera menengok ke arahku.”Ada apa?” tanyanya sambil menatapku lembut.Aku harus bicara sekarang,harus,HARUS!

“Saranghaeyo.Aku suka kamu dari 5 tahun lalu” ucapku.Suaraku mulai keluar.Aku gemetaran.
Ia hanya menatapku kaget.Dan ia memeluk ku.Pelukan hangat yang kutunggu selama 5 tahun terakhir ini.”Aku masih cinta padamu,chagi.Jadi,bagaimana?” jawabnya.

“Bagaimana apanya?”tanyaku sambil menatapnya,bingung.

Ia hanya melihat ke arahku.Pandangannya lurus,tertuju pada mataku.Ia memegang kedua pipiku.Dan wajah kami sekarang sangat dekat.Ia seperti akan menciumku,lalu tidak.

Ia memegang pinggangku.Aku menaruh tanganku di bahunya.Ini seperti dansa,sungguh.Aku melirik ke arah jendela di samping.Kami telah sampai di bagian atas bianglala itu.Wajah Woo Hyun sekarang berada di hadapanku.Aku segera menahan nafas,dan memejamkan mata.Ia segera menciumku.Mencium bibirku dengan lembut.Hangat,bibirnya hangat.Setelah agak lama,ia melepaskan ciuman itu.

“Autumn Kiss kan?” ucapnya sambil tertawa riang.Aku hanya tersipu,tapi ikut terkikik.

Kalau teringat ciuman itu,rasanya aku jadi tidak menyangka bahwa ia akan kembali ke New York.Sepertinya,kami selalu bersama.Tidak ada gangguan apapun.Setelah bianglala selesai berputar,kami keluar dari situ,dan kembali bergandengan tangan.Tidak akan kulepas tangannya.

THE END 

Gimana FF nya? Seru ga? Aneh ga? :o Kamsahamnida buat waktu bacanya ~

Senin, 19 Maret 2012

Autumn Kiss Part 3

Lanjutan FF selanjutnya~ Baca ya chingudeul ~


Woo Hyun POV

Aku sudah merencanakan akan pindah ke New York.Bahkan sebelum bertemu dengan Hae Ji.Sebenarnya,ini keputusan berat.Aku akan tinggal di sana bersama kedua orangtuaku,namun tanpa Hae Ji.Hatiku masih pilu,aku tidak bisa melupakannya.Ternyata,aku mencintainya.Aku cinta pada Hae Ji.

“Woo Hyun,kau mau ke mana?” tanya oppaku,Sung Jong,begitu memasuki kamar ku.Sudah ada beberapa koper kecil dan tas tangan.Aku hanya menjawab,”untuk karyawisata”.Ia hanya menggangguk kecil.”Kau jadi berpacaran dengan Hae Ji?Kurasa,dia juga suka pada mu.” Ujar Sung Jong oppa sambil duduk di kasur kecilku.Aku menarik nafas sebisaku.

Aku menggeleng pelan,”Aku tidak ingin berpacaran dengannya.Aku akan pindah ke New York,oppa” ujarku tercekat.Wajah oppa ku berubah.Ia menatapku serius.Dan memegang bahuku,”Kenapa? Oppa akan sangat merindukanmu,saeng” ujarnya pelan.

“Ini perintah kedua orangtuaku.Mereka khawatir akan keadaanku.Mungkin aku tidak akan ke Korea lagi.Mungkin akan kesini saat liburan nanti.Tolong rahasiakan ini dari Hae Ji,oppa.Aku tidak ingin ia kehilanganku.” Ucapku panjang lebar.Hatiku meringis,teringat semua kenangan yang pernah ku alami di sini.

“Kau akan pindah kapan? Setelah karyawisata?” tanyanya sambil tetap menatapku.Aku hanya menggangguk.Aku rindu pada Hae Ji.Aku akan menghabiskan waktu bersamanya saat karyawisata itu.Aku tidak ingin kehilangannya.

KEESOKAN HARINYA..

“Hae Ji” teriakku begitu melihatnya sedang berjalan bersama temannya.Dan ia segera menghampiriku.Sambil mendorong 1 koper dan 1 ransel.”Annyeong,Woo Hyun.Aku rindu padamu.” Ucapnya lalu tersenyum pelan.Aku hanya membeku di tempat,dan membalas senyum nya.”Aku juga,Hae Ji.Aku rindu padamu.” Ujarku sambil memegang kedua pipinya.Dan ia tersenyum lagi.

“Kau ingin duduk bersamaku di bis? Temanku duduk dengan pacarnya masing-masing.Aku ingin bersamamu.” Katanya sambil berdiri di sebelahku.”Tentu saja boleh,darling.Apa yang tidak boleh untukmu?” balasku sambil tersenyum lembut,lalu terkikik.Dia hanya tertawa pelan dan kami berjalan menuju bis.

“Kau,nanti kita bertemu di pantai ya,jam setengah 6 sore.” Ujarku sambil mendekat ke arah Hae Ji.Kami bertatapan.Oh tuhan,jangan pisahkan aku dan dia.Aku tidak sanggup.Aku tidak bisa.Aku terlalu sayang padanya..Dan kulihat dia menggangguk.”Ada yang ingin kukatakan di sana.” Ujarnya,lalu bergegas pergi.

Aku berlari kecil menuju pantai.Sekarang acara bebas dan mulai berkumpul jam setengah 7 di aula besar.Sepertinya aku terlambat.Kulihat,Hae Ji sudah berdiri di sana,sambil melirik jam dan duduk di atas pasir putih.Aku segera menghampirinya dan duduk di sebelahnya.Hae Ji kelihatan kaget ><

“Apa yang ingin kau bicarakan?” tanyaku.Rasa penasaran ini menggerogoti seluruh tulangku.Tubuhku seperti susah di gerakan.Aku hanya perlu mendengar jawabannya,sekarang.

”Aku.. aku.. aa.. em..Setelah karyawisata ini,aku ingin mengajakmu beribur ke Jepang Woo Hyun,apa kau mau?” kata-katanya membekukanku lagi.Perasaanku kacau.Dia mengajak ku berlibur,setelah karyawisata.Bagaimana aku mengatakan ini? Mengatakan bahwa aku akan meninggalkan nya mulai besok.Meninggalkan kehidupan gadis ini besok? Aku tidak tahu.Aku hanya terdiam.

“Aku tidak tahu,apakah aku bisa atau tidak.” ujarku pelan.Dan dia terlihat tidak bernafas,mungkin terkejut dengan jawabanku barusan.”Akan kuusahakan.” Lanjutku sambil menatap kedua matanya.Tuhan,aku mencintainya..

“Aku..sangat,bahagia.. bila kau jadi ikut berlibur bersamaku” katanya sambil menundukan wajahnya.Mungkin ia terisak.Aku memegang kedua pundaknya pelan.Tidak bisa berkata apa-apa.Pikiranku kacau,aku mengigit bibir pelan.

Aku hanya menatapnya lembut.”Sungguh,aku senang sekali.” Ujarnya sambil menggenggam tanganku.Aku hanya balas menggenggamnya.Aku tidak ingin dia tahu,bahwa aku akan pindah.Besok saja aku memberitahunya.Aku tidak ingin ia khawatir.

“Paboya,kita tidak melihat matahari terbenam ya,sekarang malam sudah datang.” Kataku sambil menatap langit.Harapanku sekarang hanya 1.Aku ingin melihat matahari terbenam bersamanya.Menurutku,itu menyenangkan.Kenangan paling menyenangkan.

“Kita akan melihatnya besok,Woo Hyun.Iya kan?” tanyanya sambil tersenyum lebar.Aku tidak menjawab.Aku hanya mengangguk pelan.

Kulihat,ia menguap.Aku suka melihat mukanya tanpa ekspresi,sungguh menggemaskan.”Lebih baik kau tidur.Aku ingin melihatmu besok dengan muka berseri-seri.” Ucapku pelan.Ia mengerling padaku.”Baiklah~ Aku akan istirahat.”katanya menghela nafas,”bila kau yang meminta” lanjutnya.

Hae Ji POV                                                                                            

KEESOKAN HARINYA

Karyawisata sekolah sudah selesai.Aku berkeliling mencari Woo Hyun.Matahari sudah tepat berada di atas kepala.Panas sekali siang ini,tapi aku merasa seperti terbakar.Aku tidak menemukan Woo Hyun di manapun.Sejujurnya,aku khawatir,sangat khawatir.Aku segera merogoh ponselku di kantong dan menelpon ke ponselnya,tapi,nihil.Ia tidak mengangkat telepon.Ke mana Woo Hyun? Aku rindu

“Oh,kalau Woo Hyun,dia sudah izin pulang dari sini pagi-pagi.Sekitar pukul 7 pagi.” Ujar bu Kin Shim sambil tersenyum pelan.Hati ku seperti tertusuk jarum,bahkan lebih sakit.Aku segera menuju gerbang keluar daerah wisata itu dan bilang pada seorang teman,”bilang ya.Aku pulang sekarang,duluan.” Ucapku cepat dan aku bergegas berlari dengan membawa koper dan ransel.

Kenapa seperti ini? Aku ingin menemui Woo Hyun sekarang.Aku ingin mengajaknya ke Jepang setelah karyawisata,seperti ucapanku kemarin.Rencananya,akan berangkat lusa.Aku segera menaiki bus yang tiba-tiba lewat,tanpa memperhatikan arah ke mana bus itu berjalan.Aku mengambil ponsel lagi dan menghubungi Sung Jong oppa.Siapa tau oppa tahu keadaan Woo Hyun.

“Woo Hyun? Dia belum bilang apa-apa padamu?” tanyanya di telepon.Suaraku tidak bisa keluar.Ternyata ada yang di sembunyikan.”Ada apa?” tanyaku pelan.Tubuhku bergetar,aku melihat seluruh penjuru bus.”Ia akan pindah ke New York,Hae Ji.Dia memintaku tidak memberitahukan ini padamu.Tapi,mana mungkin aku membiarkanmu mengkhawatirkannya tanpa kabar yang jelas?” ucap Sung Jong panjang.

“Apa dia sudah berangkat ke bandara?” tanyaku.Tanpa sadar,aku mencengkram ponselku dengan erat.Mataku sekarang sangat panas.Woo Hyun.. Aku rindu padamu..

“Ia.Aku tidak bisa pergi mengantarnya.Ada urusan pekerjaan.Apakah kau akan ke sana?” tanyanya.Tapi aku segera mematikan ponsel.Aku gelisah,panik.Aku khawatir.Aku ingin bertemu dengannya,terakhir kalinya.Walau berat..

Ternyata,bus yang ku naiki menuju bandara Incheon.Mungkin saja ia ada di sini.Aku segera turun dan berlari kencang.Tubuhku rasanya dingin.Aku melihat kesana kemari,mencari lelaki yang kuharapkan itu.Namun,tidak terlihat juga batang hidungnya.Air mataku akhirnya mengalir sekarang.

Aku segera menanyakan dimana tempat landasan menuju New York.Pipiku masih basah,air mataku masih mengalir.Orang itu segera memberitahukan jawabannya,di terminal 26.”Kau butuh bantuan?” tanyanya sambil menyodorkan tisu kepadaku.Aku hanya menggeleng dan mengambil tisu dari tangannya.
 
Aku berlari kembali.Pipiku panas,oleh air mata yang terus mengalir.Bukan saatnya aku menghentikan air mata ini.Aku bahkan tidak bisa menghentikannya.Pandanganku kabur sekarang,tertutup air mata di pelupuk mata ku ini.Tuhan,aku sayang padanya..

Autumn Kiss Part 2

Lanjutan dari FF ku yaaa ;D Lanjut deh chingudeul ;D


Hae Ji POV
Aku hanya memainkan ponselku.Aku berusaha menghubungi kedua orangtuaku,memintanya menjemput di rumah sakit ini. “Siapa namamu?” tanya anak lelaki bernama WooHyun itu tiba-tiba, sambil menatapku.

“Park Hae Ji.Kau Woo Hyun kan?” tanyaku sambil menaruh ponsel di atas meja dan menghampirinya.Dan dia mengangguk sambil tersenyum.”Lengkapnya Nam Woo Hyun” ucapnya sambil meletakan komik yang tadi di bacanya.Aku hanya menghampirinya dan duduk di ranjang rumah sakitnya”Berapa umurmu?” tanyanya lagi.” 16 tahun.Umurmu?” “Haha,sama! Berarti kita seumuran ya ~”

Aku kadang tertawa dan terharu mendengar semua ceritanya.Dia banyak menceritakan hal menyenangkan.Aku sangat rileks sekarang,dan aku juga banyak bercerita kepadanya.Aku senang melihatnya tertawa,sangat senang.Seakan saat dia senang,aku pun senang.Apa dia merasa begitu ya?

“Kau SMA di mana sih? Aku ingin berada di SMA yang sama denganmu.” Ujarnya sambil tertawa.
Dan yang kurasakan,hanya jantungku yang berdebar kencang.Bibirku terasa beku.Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya.

WooHyun POV
1 Bulan Kemudian..

Ternyata,Hae Ji satu sekolah dengan hyungku itu.Baguslah,mungkin aku jadi lebih mudah mencari teman.Apalagi ada Hae Ji yang ceria itu.

Sesungguhnya,Hae Ji sudah merebut hatiku.Aku terpana pada pandangan pertama.Tapi aku tidak percaya itu.Akan kubuktikan bahwa tidak ada cinta pada pandangan pertama.

Terlihat,di sana,Hae Ji.Ia sedang berjalan bersama dua orang teman perempuannya,dan ia berada di tengah.Ia terlihat ceria dan tertawa puas.Dan berjalan menuju gedung besar tempat anak kelas 10 menuntut ilmu. “Itu,di sana ada Hae Ji.Kau bersamanya saja ya,aku ingin ke kelas sekarang juga” ujar hyungku itu.

Sekarang,hyung ku kelihatan pucat sekali.Ia juga terlihat kurang tidur.Langkahnya saja gontai.Dan kurasa ia juga tidak makan minum.Bibirnya sangat kering.Mungkin,karena Jae Byung eonni ya..

Aku hanya menggangguk pelan dan berlari ke arah Hae Ji.Begitu dekat,aku menepuk bahunya.”Eh,Woo Hyun! Kau sudah masuk sini?” tanyanya ceria.Aku mengangguk pelan.Kedua temannya melihatku.”Anak baru ya? Namjachingu Hae Ji?” tanya salah seorang teman Hae Ji,perempuan berambut pirang panjang sambil tersenyum padaku. Hae Ji kelihatan salah tingkah sambil terbelalak lebar.

“Bukan,bukan.Aku bukan namjachingu Hae Ji.Kami sekadar teman.” Ujarku cepat.
Tapi,sepertinya Hae Ji tidak terima perkataanku barusan.Ia masih cemberut dan menunduk.Ia mau apa sih?

“Kau tau di mana kelas X-D? Aku masuk kelas itu.” Tanyaku sambil menatap mereka bertiga.Aku berharap sekelas dengan Hae Ji.

“Kau masuk X-D? Aku di kelas itu.Mari kuantarkan” ucap salah seorang teman Hae Ji lagi.Tubuhnya agak gemuk,berwajah orang asia,mata nya hitam bulat.Aku mendesah pelan.Kenapa tidak sekelas dengan Hae Ji?

“Bye..Woo Hyun” ujar Hae Ji tersenyum lembut.Dan ia melambaikan tangannya.”Bye.. Hae Ji..Saat istirahat,maukah kau mengantarku keliling sekolah?” tanyaku sambil menelan ludah.Aku takut mendengar jawabannya,sungguh.Dia terlihat agak tercengang sedikit.Dan..dia menggangguk lagi.”Tentu saja.Aku akan menemanimu.” Ujar Hae Ji,lalu meninggalkanku.Aku hanya tersenyum pelan dan menunduk.

Hae Ji POV

Aku berdiri di depan kelas Woo Hyun.”Ah,tunggu sebentar Hae Ji.Aku mau minum dulu.” Ujarnya sambil meminum air dari botol minumnya dan berjalan ke arahku.”Maaf,aku jadi mengurangi waktu istirahat mu.” Ujarnya begitu ada di sebelahku.Aku mengangguk pelan.Dan kami mulai berjalan.”Mau kemana dulu nih?” tanyaku sambil menatapnya.Ternyata dia sedang menatapku juga.Kami berdiri dan hanya diam.”Jadi ke mana?” tanyaku setelah mengalihkan pandangan.

“Bagaimana kalau ke taman?” usulnya sambil tersenyum manis.Aku hanya menggangguk dan berbalik arah menuju taman.

Benar-benar,kami banyak bicara dan tertawa.Aku suka sekali melihatnya tersenyum dan tertawa.Wajahnya istimewa,sempurna.Aku semakin suka padanya..

“Bagaimana kalau akhir pekan ini ku ajak kau nonton bioskop?” tanyanya sambi duduk di sebelahku.

Aku hanya diam sebentar.Semilir angin menyapu rambut hitam panjangku.”Iya deh.Kau tidak punya teman untuk diajak nonton ya?” godaku sambil mengikat rambutku.

“Loh? Aku memang,ingin.. mengajakmu” ujarnya.Dan jantungku berhenti berdetak sekarang.Apa artinya itu? Aku tidak berani menatap wajahnya.

SungJong POV

“Kau mau kemana?” tanyaku setelah menyeduh kopi.

Yang kulihat,Woo Hyun sedang memakai sepatu dan menyisir rambut.”Aku ingin pergi.” Ujarnya pelan lalu melirik ponselnya.”Apa hyung punya nomor Hae Ji?” tanyanya sambil menatapku.

“Kau pergi dengan Hae Ji?” tanyaku penasaran.Ia tentu saja tidak menjawab.Hanya bersiul pelan.

“Lihat saja ponselku.Di sana ada nomor Hae Ji” ujarku lagi sambil menghirup kopi.Apa mereka akan pergi bersama? Apa mereka sudah mulai berpacaran?

“Yoboseo.. Hae Ji? Ini aku Woo Hyun.. Kau sudah siap? Akan ku jemput di rumahmu.. Ya,ya.. Annyeong Hae Ji”,percakapan mereka terdengar olehku.Sepertinya mereka akan kencan malam ini.

 “Hyung,aku pergi dulu ya.Ada kencan” ujarnya sambil mengedip padaku.

“Pasti kencan dengan Hae Ji. “ ujarku semangat sambil duduk di sofa.Ia hanya mengerutkan alisnya.

“Hyung sudah tahu ternyata.Baiklah,annyeong” ujarnya sambil menuju keluar kos tempat kami tinggal.

Aku hanya mengambil foto dari dompetku,foto Jae Byung.Aku mengecup selembar foto itu.Bulan pertama kehilangannya,berat sekali.Aku hanya bisa menatap foto itu,tanpa bergerak.Waktu berjalan sangat lambat.Chagi,Saranghaeyo..

Hae Ji POV

“Kau datang juga.” Ujarku sambil menyelipkan ponsel di tas tanganku.Dia hanya berdiam diri di depanku,tapi tidak bicara apapun.Kenapa ini? Apa ada yang salah? Aku menahan nafas.

“Kau.. cantik sekali malam ini.” Ucapnya pelan dan melirikku.Aku hanya salah tingkah dan memukul pundaknya,”Kau ini” ujarku sambil tertawa pelan.Aku menyandarkan kepalaku di lengannya.Dan dia hanya tersenyum lembut.

“MANJA” ucapnya sambil tertawa kecil.Aku hanya merengut dan cemberut.”Tidak boleh? Aku kan yeoja.”, kataku sambil mengikuti langkahnya.Menuju bioskop,sesuai janji.Ia hanya tertawa nyaring,”Haha,yasudahlah~ Tidak apa-apa kok” katanya sambil menatapku lagi dan tersenyum.

“Ini seperti kencan ya?” tanya Woo Hyun setelah membayar tiket dan masuk ke ruangan.Aku hanya terkikik pelan.”Sepertinya begitu~ Aku tidak tahu yang pasti” balasku.Aku ingin minta penjelasannya.Ini hanya jalan-jalan biasa atau kencan? Jantungku berdebar sewaktu menunggu jawabannya.

“Menurutku,ini kencan.Kau mau kencan denganku?” jawabnya.Aku membeku di tempat.Jawaban yang tidak di sangka.Pelan-pelan aku tersenyum .”Baiklah~ Sepertinya kau belum menemukan cewek yang sempurna di WonKyu ya?” tanyaku sambil menggodanya.Padahal,jantungku sedang berjumpalitan (?)

“Sudah kutemukan kok.” Ujarnya sambil menggenggam tanganku.
Aku hanya diam lagi.Aku meliriknya pelan dan kulihat dia sedang melirikku.Aku tidak ingin bertanya siapa cewek beruntung itu.Aku membalas genggaman tangannya.Dan kami mulai menonton film itu

2 Jam kemudian ~

“Kau sudah makan malam? Aku ingin makan malam” ucap Woo Hyun sambil merangkulku.Aku menggangguk cepat,”Asal kau yang traktir”. Ia hanya menggangguk pelan dan merangkulku lebih erat.Aku seperti merasa sedang berpacaran dengannya.Padahal bukan ya..

“Eh sudah musim gugur ya?” tanyaku konyol.Banyak sekali dedaunan dekat kakiku.Aku menyapunya dengan sepatu merah mudaku itu.”Tak kusangka.Sudah setahun aku tinggal di Korea.”ujar Woo Hyun pelan.Aku melirik ke arahnya.Ia tersenyum hambar dan tertawa.”Memangnya ada apa? Sampai kau menghitung seberapa lama kau tinggal di sini?” tanyaku sambil menatapnya serius.

Ia menggeleng pelan.”Tak apa-apa ~ Aku hanya ingin melupakan masa lalu.” Ujarnya pelan dan kami memasuki kedai kecil,khusus makanan Western.”Kau tidak ada masalah dengan makanan barat kan?” tanyanya sambil melepas rangkulan nya.Aku hanya menggeleng pelan.

Kami makan dengan nyaman.Suasananya bagus,dan makanannya juga enak.”Kau suka makan di sini?” tanyanya sambil menatapku ramah.”Aku suka-suka saja.Asalkan bersamamu,semuanya terasa menyenangkan.” Ujarku tanpa sadar.Aku membelalakan mata dan menelan ludah,begitu mendengar ucapanku barusan.

Woo Hyun tertawa renyah.Ia bangkit dan membayar bill.”Kau mau ke mana lagi,Hae Ji?” tanyanya begitu kami meninggalkan kedai itu.”Aku ingin melihat kembang api.Apa ada malam ini?” tanyaku sambil menatapnya.Seperti menjawab pertanyaanku,terlihatlah kembang api di sana.Bunyinya memenuhi telinga ku.Aku tersenyum dan menyenderkan kepalaku ke bahunya.Ia merangkulku lagi, pelan.
Kembang api itu terus meledak dan meledak.Kami hanya diam.

Ketika kembang api itu berhenti,Woo Hyun berdiri di hadapanku dan tersenyum lembut.Aku membalas senyumannya.Dan tiba-tiba saja dia memelukku.Aku meletakan daguku di bahunya,dan ia merapatkan pelukannya.Aku hanya diam,dan balas memeluknya.Hangat sekali di pelukannya,sangat hangat dan menyenangkan.”Terimakasih untuk hari ini” ujarnya sambil mengelus rambutku pelan.

Autumn Kiss Part 1

Aku sekarang mau ngeshare FF ya,Fanfiction.. Judulnya ' Autumn Kiss'
First FF,mian ya kalau typo atau ceritanya ga seru ~ Ini FF nya berpart .__. Selamat baca chingudeul


Hae Ji POV
Aku berkeliling daerah panggung.Dan menghitung properti di belakang panggung.Sekolahku,yaitu WonKyu High School akan mengadakan drama besok.Dan,aku menjadi peran utamanya.Aku berpasangan dengan Lee Sung Jong,kakak kelasku yang banyak digemari angkatanku.Katanya,bibir Sunbaenim ku itu seksi dan badannya proporsional,tapi aku tidak peduli dengan itu.Yang penting,pertunjukan besok harus berhasil.
“ Hae Ji” sapanya.Sung Jong sunbaenim juga ternyata berada di sini.Dia berdiri di sebelahku sambil tersenyum lebar.Ia menyerahkan minuman cola kesukaanku.Aku hanya menatapnya dan membalas senyumnya.
“ Kamsahamnida.” Ucapku sambil membungkuk pelan,dan meminum cola itu dengan cepat.
“ Kau sudah siap untuk drama besok?” tanyanya ramah.Aku hanya mengangguk pelan.
“ Bagaimana kalau kita berlatih sekarang? Mau? “ Lagi-lagi aku hanya mengangguk.
Kami berlatih dengan giat.Dan tertawa bila dialog kami ada yang salah.Sung Jong itu,sunbaenim yang baik hati.Aku baru yakin itu sekarang.

Woo Hyun POV
Aku hanya berusaha bernafas dengan normal.Aku masih terbaring di rumah sakit.Kecelakaan.Seharusnya jam segini kan kakak sudah ada di sampingku.Tapi sekarang tidak ada.Kakakku bernama Park Jae Byung,seorang eonni yang baik hati.Namun,ia sudah meninggal.Karena kecelakaan itu.

Aku berusaha menenangkan diri,pikiran ku masih di penuhi dengan wajah eonni ku itu,yang bisa membuatku menangis sekarang juga.Tapi aku menahan air mataku yang hampir mengalir di pipiku.Aku berusaha tegar,tetap sabar.

“Woo Hyun” tiba-tiba terdengar suara di pintu kamar rumah sakitku.Ternyata,munculah eomma dan appa ku,muka mereka kelihatan khawatir dan ada bekas air mata di pipi mereka.Pastinya mereka sudah melihat kakakku itu,aku bangkit dan bersandar pada kasur rumah sakit.

“Kau baik-baik saja?” tanya eomma.Dan ia langsung memelukku.Hangat,sekarang hangat.Aku hanya menopang wajahku di bahunya,berusaha tidak menangis.

Aku hanya menggangguk pelan,masih tidak sanggup untuk berkata apapun.Aku masih shock.Melihat keadaan eonni ku.Hari ini adalah terakhir kalinya aku melihat senyum di wajah mungil kakakku itu.Bodohnya,air mataku malah mengalir,dasar pabo.

“Kami akan tetap di sini.Sampai kau sembuh dan kami akan mendaftarkanmu di SMA yang baru.” Ujar appa ku sambil tersenyum lembut.Aku menghapus air mataku dengan tisu.Dan aku tersenyum menghibur.      

“Appa,Eomma,aku bisa kok hidup di Korea sendirian,appa dan eomma kembali saja ke New York.” Ucapku tercekat.Suaraku terdengar aneh.Tapi mereka hanya bertatapan dan kembali menatapku.” Tidak,honey.Tidak bisa begitu.” Ucap ibuku sambil menatapku serius.Aku hanya berusaha meyakinkan kedua orang tuaku itu.Dengan banyak alasan.Aku ingin tinggal disini.

“Aku bisa tinggal dengan kekasih eonniku,aku kenal baik dia kok.Dia hyung yang baik hati.” Ujarku meyakinkan.Dan aku langsung berpikir tentang SungJong hyung,bagaimana kalau dia tahu bahwa kekasihnya sudah tiada? Aku tidak mau memberitahunya.Tapi mau bagaimana lagi?

“Baiklah.Hati-hati,honey” ucap eommaku,setelah terdiam beberapa saat.Sambil mengedup dahiku dan memelukku erat.Aku hanya diam,dan appa ku tersenyum padaku dan merangkulku.”Jaga baik-baik dirimu,sayang” ucap appa ku sambil mengedip padaku.Aku hanya tersenyum dan melambai pelan.Aku melakukan ini untuk kebaikan mereka juga.Mereka berkerja untuk negara,tidak bisa terlalu lama berkabung seperti ini.

Aku segera mengambil ponsel dan menghubungi SungJong hyung,memintanya datang ke sini.

SungJong POV

Drama sudah selesai.Tepuk tangan dari penonton sangat meriah.Aku hanya memegang pundak Hae Ji pelan 

“Kau hebat” ujarku sambil tersenyum.Dan dia membalas senyumku.Senyuman mautnya itu,yang bisa membuatku tenang.Tiba-tiba,ponselku berdering nyaring.

“Ya ?! Oh kau Woohyun.. Ya? Kenapa? BENARKAH!? Aku akan segera ke sana! Bye..” Ucapku pada ponsel yang ada di telingaku itu.Hae Ji duduk di sebelahku,dia hanya menatapku sambil tersenyum.

“Aku akan ke rumah sakit.Adik pacarku kecelakaan.Aku ingin melihat keadaan pacarku.Kau mau ikut tidak?” ucap ku cepat pada Hae Ji.Dan dia mengangguk. “Aku ingin tahu seperti apa kekasih oppa” ucap Hae Ji sambil berdiri dan tersenyum.Aku hanya tersenyum hambar.Aku benar-benar khawatir soal kekasihku.Bagaimana keadaannya? Aku hanya bangkit dengan cepat dan memanggil taksi.

“Katanya,Woo Hyun berada di kamar 3424” ucapku pelan pada Hae Ji.Dan dia mengangguk cepat.Dan ini dia kamarnya.Hae Ji membuka pintu perlahan.”Permisi” ujarnya pelan,dan aku mengikuti di belakangnya.
Yang kulihat dia terduduk di kasur rumah sakit.Mukanya kelihatan pucat,dan tangannya di perban.Dia tersenyum lembut.” Kau datang dengan cepat,hyung” ujarnya sambil mengambil minum dengan tangan yang tidak patah.

“Bagaimana keadaanmu? Bagaimana keadaan Jae Byung?” tanyaku langsung.Dia hanya membeku di tempatnya,ada apa sebenarnya? “Aku baik-baik saja” ujarnya langsung.Tapi tidak menjawab pertanyaan keduaku.Aku hanya menelan ludah pelan.

“Bagaimana keadaan Jae Byung? Kau sudah bertemu dengannya?” tanyaku sekali lagi.Dia menatapku pelan.”Hyung..Jae Byung eonnie.. sudah.. tiada..” ucapnya pelan dan terbata-bata, dia memalingkan pandangan dari wajahku.Aku hanya berdiri mematung.Dan yang kurasakan selanjutnya adalah tubuhku bergetar hebat.

“Bagaimana mungkin?Itu,kau bohong kan?Aku yakin kau berbohong.Ayo,jujur padaku.Ja.. Jangan berbohong!” Ucapku tercekat.Aku merasa tidak yakin,benarkah itu? Rasanya,keseimbangan tubuhku menghilang.Aku seperti mau jatuh pingsan.Aku berusaha menarik nafas.Dadaku.. sesak.Tapi,Woo Hyun hanya memandangku dengan tatapan menerawang.”Aku serius,hyung” ujarnya perlahan.Aku segera terduduk di lantai.

Bagaimana mungkin ia pergi begitu cepat? Sudah seminggu ini,aku tidak bertemu dengannya.Aku sangat rindu padanya.Aku hanya berusaha menarik nafas.Sungguh,saat seperti ini rasanya bernafas tidak penting lagi.Hae Ji duduk di sebelahku,dan menepuk bahuku pelan.Dia tersenyum lagi,aku berusaha membalas senyumnya.

“Oh iya.Ada pesan dari eonnie” ujarnya sambil duduk tegak.Aku bangkit lagi dan mengusap mataku.Apakah aku menangis?

“Katanya,jangan lupakan eonni,Jae Byung eonni akan selalu mencintai hyung.Jaga diri hyung baik-baik.Dan carilah cinta yang baru.” Ucap Woo Hyun sambil menatapku dan tersenyum.”Cinta yang baru? Tidak akan ada chagi.” Ucapku tanpa sadar.Rasanya seperti bicara pada diriku sendiri.Dan aku mulai bangkit berdiri.

“Di mana tempat eonni mu berada? Aku ingin menemuinya untuk terakhir kalinya.” Ucapku sambil mendekat ke arah pintu keluar.”Ku dengar dia sudah ada di ruangan jenazah,oppa.” Ujarnya pelan.Aku menelan ludah ku,” Aku ingin bertemu dengannya.Hae Ji,kau di sini dulu ya,nanti oppa ke sini lagi” ujarku dan bergegas pergi.

Aku berlari sangat cepat.Aku sudah tau di mana ruangan jenazah itu berada.Angin lewat di sekitar tubuhku,membuatku memikirkan nya.Dia sudah tiada.. Dia sudah tiada.. Tapi aku tetap mencintainya.Bagaimanapun caranya.Aku sungguh mencintainya.Aku memegang dahiku pelan,apa aku bermimpi? Tubuhku dingin.

“Apakah di sini ada jenazah Jae Byung?” tanyaku pada orang yang sedang memeriksa kaca jendela.”Oh,ada di sana.Akan saya tunjukan.” Ucapnya lalu membimbingku ke sana.Langkahku terasa berat.Mataku menatap sekeliling ruangan itu.Mataku terasa panas sekarang.Air mataku sudah berada di pelupuk mataku.

“Ini” ujarnya sambil membuka kain yang menutup seluruh tubuhnya.Terlihatlah wajah manisnya itu,namun,terlihat pucat dan tidak sehat.Jantungku seperti berhenti bergetar,dan air mataku mengalir perlahan.Aku mengelus pipinya pelan,dan memegang bibir tipisnya.Tapi dia tidak bergerak.Jantungku,lagi-lagi seperti ini.. “saranghae” ucapku perlahan di sela tangisku,dan mengelus rambutnya pelan.

Aku memegang pipinya kembali,berusaha untuk membangunkannya.Tapi ia tetap tidak bergeming,tidak bergerak.Aku berusaha menahan tangisku,tapi tidak bisa juga.Akhirnya,aku menghela nafas pelan.Dan mengambil keputusan terbaik,Jae Byung sudah tiada,dan ia menyuruhku mencari cinta yang baru.Aku mengecup dahinya pelan sebelum meninggalkannya.

Sejujurnya,aku tidak tega meninggalkannya.Aku masih melihat ke belakang,berharap ia berdiri dan berlari ke arahku.Tapi,itu hal mustahil.