Woo Hyun POV
Aku sudah merencanakan akan
pindah ke New York.Bahkan sebelum bertemu dengan Hae Ji.Sebenarnya,ini
keputusan berat.Aku akan tinggal di sana bersama kedua orangtuaku,namun tanpa
Hae Ji.Hatiku masih pilu,aku tidak bisa melupakannya.Ternyata,aku
mencintainya.Aku cinta pada Hae Ji.
“Woo Hyun,kau mau ke mana?” tanya
oppaku,Sung Jong,begitu memasuki kamar ku.Sudah ada beberapa koper kecil dan
tas tangan.Aku hanya menjawab,”untuk karyawisata”.Ia hanya menggangguk kecil.”Kau
jadi berpacaran dengan Hae Ji?Kurasa,dia juga suka pada mu.” Ujar Sung Jong
oppa sambil duduk di kasur kecilku.Aku menarik nafas sebisaku.
Aku menggeleng pelan,”Aku tidak
ingin berpacaran dengannya.Aku akan pindah ke New York,oppa” ujarku tercekat.Wajah
oppa ku berubah.Ia menatapku serius.Dan memegang bahuku,”Kenapa? Oppa akan
sangat merindukanmu,saeng” ujarnya pelan.
“Ini perintah kedua
orangtuaku.Mereka khawatir akan keadaanku.Mungkin aku tidak akan ke Korea
lagi.Mungkin akan kesini saat liburan nanti.Tolong rahasiakan ini dari Hae
Ji,oppa.Aku tidak ingin ia kehilanganku.” Ucapku panjang lebar.Hatiku
meringis,teringat semua kenangan yang pernah ku alami di sini.
“Kau akan pindah kapan? Setelah
karyawisata?” tanyanya sambil tetap menatapku.Aku hanya menggangguk.Aku rindu
pada Hae Ji.Aku akan menghabiskan waktu bersamanya saat karyawisata itu.Aku
tidak ingin kehilangannya.
KEESOKAN HARINYA..
“Hae Ji” teriakku begitu
melihatnya sedang berjalan bersama temannya.Dan ia segera menghampiriku.Sambil
mendorong 1 koper dan 1 ransel.”Annyeong,Woo Hyun.Aku rindu padamu.” Ucapnya
lalu tersenyum pelan.Aku hanya membeku di tempat,dan membalas senyum nya.”Aku
juga,Hae Ji.Aku rindu padamu.” Ujarku sambil memegang kedua pipinya.Dan ia
tersenyum lagi.
“Kau ingin duduk bersamaku di
bis? Temanku duduk dengan pacarnya masing-masing.Aku ingin bersamamu.” Katanya
sambil berdiri di sebelahku.”Tentu saja boleh,darling.Apa yang tidak boleh
untukmu?” balasku sambil tersenyum lembut,lalu terkikik.Dia hanya tertawa pelan
dan kami berjalan menuju bis.
“Kau,nanti kita bertemu di pantai
ya,jam setengah 6 sore.” Ujarku sambil mendekat ke arah Hae Ji.Kami bertatapan.Oh tuhan,jangan pisahkan aku dan dia.Aku
tidak sanggup.Aku tidak bisa.Aku terlalu sayang padanya..Dan kulihat dia
menggangguk.”Ada yang ingin kukatakan di sana.” Ujarnya,lalu bergegas pergi.
Aku berlari kecil menuju
pantai.Sekarang acara bebas dan mulai berkumpul jam setengah 7 di aula
besar.Sepertinya aku terlambat.Kulihat,Hae Ji sudah berdiri di sana,sambil
melirik jam dan duduk di atas pasir putih.Aku segera menghampirinya dan duduk
di sebelahnya.Hae Ji kelihatan kaget ><
“Apa yang ingin kau bicarakan?”
tanyaku.Rasa penasaran ini menggerogoti seluruh tulangku.Tubuhku seperti susah
di gerakan.Aku hanya perlu mendengar jawabannya,sekarang.
”Aku.. aku.. aa.. em..Setelah
karyawisata ini,aku ingin mengajakmu beribur ke Jepang Woo Hyun,apa kau mau?”
kata-katanya membekukanku lagi.Perasaanku kacau.Dia mengajak ku
berlibur,setelah karyawisata.Bagaimana aku mengatakan ini? Mengatakan bahwa aku
akan meninggalkan nya mulai besok.Meninggalkan kehidupan gadis ini besok? Aku
tidak tahu.Aku hanya terdiam.
“Aku tidak tahu,apakah aku bisa
atau tidak.” ujarku pelan.Dan dia terlihat tidak bernafas,mungkin terkejut
dengan jawabanku barusan.”Akan kuusahakan.” Lanjutku sambil menatap kedua
matanya.Tuhan,aku mencintainya..
“Aku..sangat,bahagia.. bila kau
jadi ikut berlibur bersamaku” katanya sambil menundukan wajahnya.Mungkin ia
terisak.Aku memegang kedua pundaknya pelan.Tidak bisa berkata apa-apa.Pikiranku
kacau,aku mengigit bibir pelan.
Aku hanya menatapnya lembut.”Sungguh,aku senang sekali.” Ujarnya sambil menggenggam tanganku.Aku hanya balas menggenggamnya.Aku tidak ingin dia tahu,bahwa aku akan pindah.Besok saja aku memberitahunya.Aku tidak ingin ia khawatir.
“Paboya,kita tidak melihat
matahari terbenam ya,sekarang malam sudah datang.” Kataku sambil menatap
langit.Harapanku sekarang hanya 1.Aku ingin melihat matahari terbenam
bersamanya.Menurutku,itu menyenangkan.Kenangan paling menyenangkan.
“Kita akan melihatnya besok,Woo
Hyun.Iya kan?” tanyanya sambil tersenyum lebar.Aku tidak menjawab.Aku hanya
mengangguk pelan.
Kulihat,ia menguap.Aku suka
melihat mukanya tanpa ekspresi,sungguh menggemaskan.”Lebih baik kau tidur.Aku
ingin melihatmu besok dengan muka berseri-seri.” Ucapku pelan.Ia mengerling
padaku.”Baiklah~ Aku akan istirahat.”katanya menghela nafas,”bila kau yang
meminta” lanjutnya.
Hae Ji POV
KEESOKAN HARINYA
Karyawisata sekolah sudah
selesai.Aku berkeliling mencari Woo Hyun.Matahari sudah tepat berada di atas
kepala.Panas sekali siang ini,tapi aku merasa seperti terbakar.Aku tidak
menemukan Woo Hyun di manapun.Sejujurnya,aku khawatir,sangat khawatir.Aku
segera merogoh ponselku di kantong dan menelpon ke ponselnya,tapi,nihil.Ia tidak
mengangkat telepon.Ke mana Woo Hyun? Aku rindu
“Oh,kalau Woo Hyun,dia sudah izin
pulang dari sini pagi-pagi.Sekitar pukul 7 pagi.” Ujar bu Kin Shim sambil
tersenyum pelan.Hati ku seperti tertusuk jarum,bahkan lebih sakit.Aku segera
menuju gerbang keluar daerah wisata itu dan bilang pada seorang teman,”bilang
ya.Aku pulang sekarang,duluan.” Ucapku cepat dan aku bergegas berlari dengan
membawa koper dan ransel.
Kenapa seperti ini? Aku ingin
menemui Woo Hyun sekarang.Aku ingin mengajaknya ke Jepang setelah
karyawisata,seperti ucapanku kemarin.Rencananya,akan berangkat lusa.Aku segera
menaiki bus yang tiba-tiba lewat,tanpa memperhatikan arah ke mana bus itu
berjalan.Aku mengambil ponsel lagi dan menghubungi Sung Jong oppa.Siapa tau
oppa tahu keadaan Woo Hyun.
“Woo Hyun? Dia belum bilang
apa-apa padamu?” tanyanya di telepon.Suaraku tidak bisa keluar.Ternyata ada
yang di sembunyikan.”Ada apa?” tanyaku pelan.Tubuhku bergetar,aku melihat
seluruh penjuru bus.”Ia akan pindah ke New York,Hae Ji.Dia memintaku tidak
memberitahukan ini padamu.Tapi,mana mungkin aku membiarkanmu mengkhawatirkannya
tanpa kabar yang jelas?” ucap Sung Jong panjang.
“Apa dia sudah berangkat ke
bandara?” tanyaku.Tanpa sadar,aku mencengkram ponselku dengan erat.Mataku
sekarang sangat panas.Woo Hyun.. Aku
rindu padamu..
“Ia.Aku tidak bisa pergi
mengantarnya.Ada urusan pekerjaan.Apakah kau akan ke sana?” tanyanya.Tapi aku
segera mematikan ponsel.Aku gelisah,panik.Aku khawatir.Aku ingin bertemu
dengannya,terakhir kalinya.Walau berat..
Ternyata,bus yang ku naiki menuju
bandara Incheon.Mungkin saja ia ada di sini.Aku segera turun dan berlari
kencang.Tubuhku rasanya dingin.Aku melihat kesana kemari,mencari lelaki yang
kuharapkan itu.Namun,tidak terlihat juga batang hidungnya.Air mataku akhirnya
mengalir sekarang.
Aku segera menanyakan dimana
tempat landasan menuju New York.Pipiku masih basah,air mataku masih
mengalir.Orang itu segera memberitahukan jawabannya,di terminal 26.”Kau butuh
bantuan?” tanyanya sambil menyodorkan tisu kepadaku.Aku hanya menggeleng dan
mengambil tisu dari tangannya.
Aku berlari kembali.Pipiku
panas,oleh air mata yang terus mengalir.Bukan saatnya aku menghentikan air mata
ini.Aku bahkan tidak bisa menghentikannya.Pandanganku kabur sekarang,tertutup
air mata di pelupuk mata ku ini.Tuhan,aku sayang padanya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar