First FF,mian ya kalau typo atau ceritanya ga seru ~ Ini FF nya berpart .__. Selamat baca chingudeul
Hae Ji POV
Aku berkeliling daerah panggung.Dan menghitung properti di belakang
panggung.Sekolahku,yaitu WonKyu High School akan mengadakan drama besok.Dan,aku
menjadi peran utamanya.Aku berpasangan dengan Lee Sung Jong,kakak kelasku yang
banyak digemari angkatanku.Katanya,bibir Sunbaenim ku itu seksi dan badannya
proporsional,tapi aku tidak peduli dengan itu.Yang penting,pertunjukan besok
harus berhasil.
“ Hae Ji” sapanya.Sung Jong sunbaenim juga ternyata berada
di sini.Dia berdiri di sebelahku sambil tersenyum lebar.Ia menyerahkan minuman
cola kesukaanku.Aku hanya menatapnya dan membalas senyumnya.
“ Kamsahamnida.” Ucapku sambil membungkuk pelan,dan meminum
cola itu dengan cepat.
“ Kau sudah siap untuk drama besok?” tanyanya ramah.Aku
hanya mengangguk pelan.
“ Bagaimana kalau kita berlatih sekarang? Mau? “ Lagi-lagi
aku hanya mengangguk.
Kami berlatih dengan giat.Dan tertawa bila dialog kami ada
yang salah.Sung Jong itu,sunbaenim yang baik hati.Aku baru yakin itu sekarang.
Woo Hyun POV
Aku hanya berusaha bernafas dengan normal.Aku masih
terbaring di rumah sakit.Kecelakaan.Seharusnya jam segini kan kakak sudah ada
di sampingku.Tapi sekarang tidak ada.Kakakku bernama Park Jae Byung,seorang
eonni yang baik hati.Namun,ia sudah meninggal.Karena kecelakaan itu.
Aku berusaha menenangkan diri,pikiran ku masih di penuhi
dengan wajah eonni ku itu,yang bisa membuatku menangis sekarang juga.Tapi aku
menahan air mataku yang hampir mengalir di pipiku.Aku berusaha tegar,tetap
sabar.
“Woo Hyun” tiba-tiba terdengar suara di pintu kamar rumah
sakitku.Ternyata,munculah eomma dan appa ku,muka mereka kelihatan khawatir dan
ada bekas air mata di pipi mereka.Pastinya mereka sudah melihat kakakku itu,aku
bangkit dan bersandar pada kasur rumah sakit.
“Kau baik-baik saja?” tanya eomma.Dan ia langsung
memelukku.Hangat,sekarang hangat.Aku hanya menopang wajahku di bahunya,berusaha
tidak menangis.
Aku hanya menggangguk pelan,masih tidak sanggup untuk
berkata apapun.Aku masih shock.Melihat keadaan eonni ku.Hari ini adalah
terakhir kalinya aku melihat senyum di wajah mungil kakakku itu.Bodohnya,air mataku
malah mengalir,dasar pabo.
“Kami akan tetap di sini.Sampai kau sembuh dan kami akan
mendaftarkanmu di SMA yang baru.” Ujar appa ku sambil tersenyum lembut.Aku
menghapus air mataku dengan tisu.Dan aku tersenyum menghibur.
“Appa,Eomma,aku bisa kok hidup di
Korea sendirian,appa dan eomma kembali saja ke New York.” Ucapku
tercekat.Suaraku terdengar aneh.Tapi mereka hanya bertatapan dan kembali
menatapku.” Tidak,honey.Tidak bisa begitu.” Ucap ibuku sambil menatapku
serius.Aku hanya berusaha meyakinkan kedua orang tuaku itu.Dengan banyak
alasan.Aku ingin tinggal disini.
“Aku bisa tinggal dengan kekasih
eonniku,aku kenal baik dia kok.Dia hyung yang baik hati.” Ujarku meyakinkan.Dan
aku langsung berpikir tentang SungJong hyung,bagaimana kalau dia tahu bahwa
kekasihnya sudah tiada? Aku tidak mau memberitahunya.Tapi mau bagaimana lagi?
“Baiklah.Hati-hati,honey” ucap
eommaku,setelah terdiam beberapa saat.Sambil mengedup dahiku dan memelukku
erat.Aku hanya diam,dan appa ku tersenyum padaku dan merangkulku.”Jaga baik-baik
dirimu,sayang” ucap appa ku sambil mengedip padaku.Aku hanya tersenyum dan
melambai pelan.Aku melakukan ini untuk kebaikan mereka juga.Mereka berkerja
untuk negara,tidak bisa terlalu lama berkabung seperti ini.
Aku segera mengambil ponsel dan
menghubungi SungJong hyung,memintanya datang ke sini.
SungJong POV
Drama sudah selesai.Tepuk tangan
dari penonton sangat meriah.Aku hanya memegang pundak Hae Ji pelan
“Kau hebat”
ujarku sambil tersenyum.Dan dia membalas senyumku.Senyuman mautnya itu,yang
bisa membuatku tenang.Tiba-tiba,ponselku berdering nyaring.
“Ya ?! Oh kau Woohyun.. Ya?
Kenapa? BENARKAH!? Aku akan segera ke sana! Bye..” Ucapku pada ponsel yang ada
di telingaku itu.Hae Ji duduk di sebelahku,dia hanya menatapku sambil
tersenyum.
“Aku akan ke rumah sakit.Adik
pacarku kecelakaan.Aku ingin melihat keadaan pacarku.Kau mau ikut tidak?” ucap
ku cepat pada Hae Ji.Dan dia mengangguk. “Aku ingin tahu seperti apa kekasih
oppa” ucap Hae Ji sambil berdiri dan tersenyum.Aku hanya tersenyum hambar.Aku
benar-benar khawatir soal kekasihku.Bagaimana keadaannya? Aku hanya bangkit
dengan cepat dan memanggil taksi.
“Katanya,Woo Hyun berada di kamar
3424” ucapku pelan pada Hae Ji.Dan dia mengangguk cepat.Dan ini dia
kamarnya.Hae Ji membuka pintu perlahan.”Permisi” ujarnya pelan,dan aku
mengikuti di belakangnya.
Yang kulihat dia terduduk di
kasur rumah sakit.Mukanya kelihatan pucat,dan tangannya di perban.Dia tersenyum
lembut.” Kau datang dengan cepat,hyung” ujarnya sambil mengambil minum dengan
tangan yang tidak patah.
“Bagaimana keadaanmu? Bagaimana
keadaan Jae Byung?” tanyaku langsung.Dia hanya membeku di tempatnya,ada apa
sebenarnya? “Aku baik-baik saja” ujarnya langsung.Tapi tidak menjawab
pertanyaan keduaku.Aku hanya menelan ludah pelan.
“Bagaimana keadaan Jae Byung? Kau
sudah bertemu dengannya?” tanyaku sekali lagi.Dia menatapku pelan.”Hyung..Jae
Byung eonnie.. sudah.. tiada..” ucapnya pelan dan terbata-bata, dia memalingkan
pandangan dari wajahku.Aku hanya berdiri mematung.Dan yang kurasakan
selanjutnya adalah tubuhku bergetar hebat.
“Bagaimana mungkin?Itu,kau bohong
kan?Aku yakin kau berbohong.Ayo,jujur padaku.Ja.. Jangan berbohong!” Ucapku
tercekat.Aku merasa tidak yakin,benarkah itu? Rasanya,keseimbangan tubuhku
menghilang.Aku seperti mau jatuh pingsan.Aku berusaha menarik nafas.Dadaku..
sesak.Tapi,Woo Hyun hanya memandangku dengan tatapan menerawang.”Aku
serius,hyung” ujarnya perlahan.Aku segera terduduk di lantai.
Bagaimana mungkin ia pergi begitu
cepat? Sudah seminggu ini,aku tidak bertemu dengannya.Aku sangat rindu padanya.Aku
hanya berusaha menarik nafas.Sungguh,saat seperti ini rasanya bernafas tidak
penting lagi.Hae Ji duduk di sebelahku,dan menepuk bahuku pelan.Dia tersenyum
lagi,aku berusaha membalas senyumnya.
“Oh iya.Ada pesan dari eonnie”
ujarnya sambil duduk tegak.Aku bangkit lagi dan mengusap mataku.Apakah aku
menangis?
“Katanya,jangan lupakan eonni,Jae
Byung eonni akan selalu mencintai hyung.Jaga diri hyung baik-baik.Dan carilah
cinta yang baru.” Ucap Woo Hyun sambil menatapku dan tersenyum.”Cinta yang
baru? Tidak akan ada chagi.” Ucapku tanpa sadar.Rasanya seperti bicara pada
diriku sendiri.Dan aku mulai bangkit berdiri.
“Di mana tempat eonni mu berada?
Aku ingin menemuinya untuk terakhir kalinya.” Ucapku sambil mendekat ke arah
pintu keluar.”Ku dengar dia sudah ada di ruangan jenazah,oppa.” Ujarnya
pelan.Aku menelan ludah ku,” Aku ingin bertemu dengannya.Hae Ji,kau di sini
dulu ya,nanti oppa ke sini lagi” ujarku dan bergegas pergi.
Aku berlari sangat cepat.Aku
sudah tau di mana ruangan jenazah itu berada.Angin lewat di sekitar
tubuhku,membuatku memikirkan nya.Dia
sudah tiada.. Dia sudah tiada.. Tapi aku tetap mencintainya.Bagaimanapun
caranya.Aku sungguh mencintainya.Aku memegang dahiku pelan,apa aku bermimpi?
Tubuhku dingin.
“Apakah di sini ada jenazah Jae
Byung?” tanyaku pada orang yang sedang memeriksa kaca jendela.”Oh,ada di
sana.Akan saya tunjukan.” Ucapnya lalu membimbingku ke sana.Langkahku terasa
berat.Mataku menatap sekeliling ruangan itu.Mataku terasa panas sekarang.Air
mataku sudah berada di pelupuk mataku.
“Ini” ujarnya sambil membuka kain
yang menutup seluruh tubuhnya.Terlihatlah wajah manisnya itu,namun,terlihat
pucat dan tidak sehat.Jantungku seperti berhenti bergetar,dan air mataku
mengalir perlahan.Aku mengelus pipinya pelan,dan memegang bibir tipisnya.Tapi
dia tidak bergerak.Jantungku,lagi-lagi seperti ini.. “saranghae” ucapku
perlahan di sela tangisku,dan mengelus rambutnya pelan.
Aku memegang pipinya
kembali,berusaha untuk membangunkannya.Tapi ia tetap tidak bergeming,tidak
bergerak.Aku berusaha menahan tangisku,tapi tidak bisa juga.Akhirnya,aku
menghela nafas pelan.Dan mengambil keputusan terbaik,Jae Byung sudah tiada,dan
ia menyuruhku mencari cinta yang baru.Aku mengecup dahinya pelan sebelum
meninggalkannya.
Sejujurnya,aku tidak tega meninggalkannya.Aku masih melihat ke
belakang,berharap ia berdiri dan berlari ke arahku.Tapi,itu hal mustahil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar